Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19
Runtuhnya VOC pada akhir abad ke-18, menyebabkan bekas daerah kekusaannya di Indonesia diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Semenjak awal abad ke-19 daerah itu secara langsung berada di bawah pemerintahan Kerajaan Belanda. Perluasan kekuasaan yang telah dilakukan oleh VOC diteruskan oleh penguasa colonial
Kehidupan politik selama abad ke-18 dan 19 tampak adanya dua perkembangan yang berbeda. Di satu pihak, kekuasaan pemerintahan Belanda makin meluas dan mendalam di Indonesia. Di lain pihak, kekuasaan para penguasa pribumi makin merosot. Pengaruh yang dibawa dari barat melalui kekuasaan kolonial Belanda telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pada dasarnya perubahan itu terjadi dalam berbagai segi kehidupan, yaitu segi kehidupan politik, social,ekonomi, dan kebudayaan.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa penetrasi kekuasaan Kolonial Belanda pada abad ke-19 telah menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik, merosotnya kehidupan social-ekonomi, dan goyangnya tradisi penduduk pribumi.
Kegelisahan, kekecewaan, dan kebencian tidak hanya timbul di kalangan penguasa pribumi, melainkan terjadi juga di lingkungan rakyat pribumi pada umumnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan, apabila timbul perlawanan-perlawanan terhadap pemerintahan kolonial. Perlawanan besar atau kecil yang timbul di daerah-daerah pada dasarnya merupakan perlawanan penduduk terhadap penguasa asing yang mebawa kegoncangan dalam tata kehidupan mereka.
Di antara bentuk-bentuk perlawanan itu adalah:
a. Perlawanan rakyat Maluku di bawah Thomas Matulessy (1817)
b. Perlawanan kaum Padri di Sumatera Barat (1821-1837)
c. Perlawanan Pangeran DIponegoro (1825-1830)
d.Perlawanan-perlawanan di Sulawesi Sekatan (sampai 1907) di Kalimantan Selatan (1859-1905), di Bali (sampai 1909)
e. Perlawanan di Aceh (1873-1904)
Runtuhnya VOC pada akhir abad ke-18, menyebabkan bekas daerah kekusaannya di Indonesia diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Semenjak awal abad ke-19 daerah itu secara langsung berada di bawah pemerintahan Kerajaan Belanda. Perluasan kekuasaan yang telah dilakukan oleh VOC diteruskan oleh penguasa colonial
Kehidupan politik selama abad ke-18 dan 19 tampak adanya dua perkembangan yang berbeda. Di satu pihak, kekuasaan pemerintahan Belanda makin meluas dan mendalam di Indonesia. Di lain pihak, kekuasaan para penguasa pribumi makin merosot. Pengaruh yang dibawa dari barat melalui kekuasaan kolonial Belanda telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pada dasarnya perubahan itu terjadi dalam berbagai segi kehidupan, yaitu segi kehidupan politik, social,ekonomi, dan kebudayaan.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa penetrasi kekuasaan Kolonial Belanda pada abad ke-19 telah menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik, merosotnya kehidupan social-ekonomi, dan goyangnya tradisi penduduk pribumi.
Kegelisahan, kekecewaan, dan kebencian tidak hanya timbul di kalangan penguasa pribumi, melainkan terjadi juga di lingkungan rakyat pribumi pada umumnya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan, apabila timbul perlawanan-perlawanan terhadap pemerintahan kolonial. Perlawanan besar atau kecil yang timbul di daerah-daerah pada dasarnya merupakan perlawanan penduduk terhadap penguasa asing yang mebawa kegoncangan dalam tata kehidupan mereka.
Di antara bentuk-bentuk perlawanan itu adalah:
a. Perlawanan rakyat Maluku di bawah Thomas Matulessy (1817)
b. Perlawanan kaum Padri di Sumatera Barat (1821-1837)
c. Perlawanan Pangeran DIponegoro (1825-1830)
d.Perlawanan-perlawanan di Sulawesi Sekatan (sampai 1907) di Kalimantan Selatan (1859-1905), di Bali (sampai 1909)
e. Perlawanan di Aceh (1873-1904)
0 Komentar